Kecerdasan
multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat
dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan
pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan),
logical-mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan
berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi),
bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan
kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal
(kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan
memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan
memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kecerdasan:
Kecerdasan
multipel dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan
(bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan
berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh
lingkungan terus menerus.
Orangtua yang cerdas anaknya
cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan
kecerdasaannnya sejak didalam kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua
orangtuanya cerdas tetapi jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok
untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan
berkembang optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan
mengikuti pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena
tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi
kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia
sekolah dan remaja.
kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan anak
Tiga kebutuhan pokok untuk
mengembangkan kecerdasan antara lain adalah
- kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik)Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- EMOSI-KASIH SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan
intrapersonal)Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan STIMULASI meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin didalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi maka kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.
- STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-kecerdasan lain)
Stimulasi dini
adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak
janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua
sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan).
Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan
jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan
dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus
menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang, akan memacu
berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multipel) yaitu kecerdasan :
logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa (lingusitik), kecerdasan musikal,
gerak (kinestetik), visuo-spasial, senirupa dll.
Cara melakukan stimulasi dini:
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap
kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. misalnya ketika
memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak
berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.
- Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan.
- Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.
- Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.
- Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.
- Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.
- Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda disekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana – baju, bermain melempar bola, melompat.
- Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.
- Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya.
· Pentingnya kondisi yang menyenangkan ketika menstimulasi anak
Stimulasi dilakukan setiap ada
kesempatan berinteraksi dengan bayi-balita, setiap hari, terus menerus,
bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh
keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu).
Stimulasi harus dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pendidik/orang tua dan bayi/balitanya.
Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau
bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pendidik/orang tua yang
sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari justru memberikan
rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan
perbuatan orang dewasa adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan
ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita. sebagai pendidik atau orang tua yang baik
harus peka terhadap isyarat-isyarat
bayi, artinya memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak
memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan
rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk
mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau
perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak
tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.
Alasan Mengapa stimulasi dini bisa merangsang
kecerdasan multipel :
Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3
– 4 bulan di dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai umur 3 – 4
tahun jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada
hubungan antar sel-sel tersebut. Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan
antar sel, sehingga membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan
kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi
(rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut.
Semakin bervariasi rangsangan yang
diterima bayi-balita maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin
sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat maka hubungan
antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel
otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila
dikembangkan terus menerus, sehingga anak akan mempunyai banyak variasi
kecerdasan (multiple inteligensia).
cara merangsang kecerdasan multipel:
- Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.
- Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.
- Kembangkan kecerdasan visual-spatial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.
- Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan dll.
- Merangsang kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.
- Melatih kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dll.
- Melatih kecerdasan emosi intra-personal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang ceritera dll.
- Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.
peran
orangtua utk mengembangkan kreativitas anak:
Kreativitas anak akan berkembang
jika orangtua selalu bersikap otoritatif (demokratik), yaitu : mau mendengarkan
omongan anak, menghargai pendapat anak, mendorong anak untuk berani
mengungkapkannya. Jangan memotong pembicaraan anak ketika ia ingin
mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan pada anak bahwa pendapat orangtua
paling benar, atau melecehkan pendapat anak
Orangtua harus mendorong anak untuk
berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, melakukan sesuatu atau mengambil
keputusan sendiri (asalkan tidak membahayakan atau merugikan oranglain atau
diri sendiri). Jangan mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau
perbuatannya dianggap salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka umumnya
belum tahu, dalam tahap belajar. Oleh karena itu tanyakan mengapa mereka
berpendapat atau berbuat demikian, beri kesempatan untuk mengemukan
alasan-alasan. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah berpikir, jangan didikte atau
dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. Dengan
demikian tidak mematikan keberanian mereka untuk mengemukakan pikiran, gagasan,
pendapat atau melakukan sesuatu.
Selain itu orangtua harus mendorong
kemandirian anak dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah
dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil
apapun. Cara-cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan
kreativitas anak.
Keluarga harus merangsang anak untuk
tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian
disekeliling kita, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan
dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua harus menjawab dengan cara menyediakan
sarana yang semakin merangsang anak berpikir lebih dalam, misalnya dengan
memberikan gambar-gambar, buku-buku. Jangan menolak, melarang atau menghentikan
rasa ingin tahu anak, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.
Orangtua harus memberi kesempatan
anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir dan mewujudkan gagasan
anak dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat
bentuk-bentuk atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak
realistis atau belum pernah ada. Biarkan mereka menggambar sepeda dengan roda
segi empat, langit berwarna merah, daun berwarna biru. Jangan banyak melarang,
mendikte, mencela, mengecam, atau membatasi anak. Berilah kebebasan,
kesempatan, dorongan, penghargaan atau pujian untuk mencoba suatu gagasan,
asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.
Semua hal-hal tersebut akan
merangsang perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk kreativitas anak
yaitu: berfikir divergen (meluas), intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak,
bebas, simultan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar