|
Dewasa
ini kondisi sudah banyak berubah. Wanita tidak hanya dipandang sebagai ibu
rumah tangga biasa. Jenjang karier wanita lebih revolusioner dengan berbagai
statusnya sekarang, tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi lebih mengisi
kepada berbagai profesi. Hal itu menyebabkan ibu rumah tangga yang masih
mempunyai tanggungan anak usia dini memilih jasa pembantu rumah tangga atau
baby sitter untuk membereskan pekerjaan rumah maupun menjaga si anak.
Sebenarnya ada sisi positifnya juga ibu menjadi wanita karier seperti,
kemandirian si anak bertambah matang. Tetapi perkembangan anak yang terlewatkan
karena intensitas bertemu antara ibu dan anak yang kurang menyebabkan chemistry
keduanya tidak kuat dan lebih memprihantinkannya lagi si anak akan lebih dekat
dengan orang tua keduanya dari pada orang tua kandungnya.
Ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan orang tua kandung dalam mempercayakan anaknya kepada seseorang,
apabila orang tua tersebut benar-benar tidak mampu menemani atau membimbing
anaknya secara optimal. Yang pertama dan yang utama sebaiknya diutamakan dulu
mencari keluaraga terdekat yang dapat menggantikan kita sebagai orang tua
misalnya Nenek atau Tante. Apabila benar-benar tidak ada sanak saudara yang mampu
membantu, kita bisa mulai mencari orang yang dengan baik kita kenal di
lingkungan sekitar kita.
Pembantu dan baby sitter dapat kita
arahkan dengan :
Memberikan
persyaratan mutlak bagi mereka, Jika sang ibu akan meninggalkan buah hatinya
dan menitipkan pada pembantu/baby sitter, maka syarat mutlak yang harus
ditetapkan adalah jujur, seiman(seagama), menyayangi anak. Berikut ini tips
dalam memilih pembantu/baby sitter untuk anak: Berusia 17-25 tahun. Pembantu
berusia muda dapat kita ajak untuk berpiir bersama-sama dalam membimbing anak
balita dengan usia yang tua(bibi/mbok), mereka akan lebih banyak menggurui dan
kurang bisa menerima beberapa teori perkembangan anak.
Memberi
batasan dan wewenang pada pembantu dan babysitter. Berikut ini beberapa batasan
dan wewenang pembantu agar orang tua tidak kehilangan anaknya: Pembantu hanya
boleh memegang anak ketika orang tua tidak berada di rumah(siang hari), Orang
tua jangan sekali-sekali membuat keputusan untuk meminta pembantu/BS menemani
si kecil tidur malam. Ajaklah pembantu/BS untuk tetap mengenalkan/mengajarkan
bahwa kita adalah orang tuanya, terutama bagi anak berusia di bawah 2 tahun.
Pengajaran itu dapat melalui foto, menyambut orangtua saat pulang, atau
memanggil ayah atau ibunya dengan sebutan mama/ibu dan papa/bapak.
Usahakan
pada saat awal dan akhir aktivitas(bangun tidur dan menjelang tidur), anak
berada di pangkuan atau belaian orangtuanya. Sekali saja orang tua membiasakan
pembantu/BS menidurkan dan membangunkan si kecil, maka siap-siaplah orang tua”kehilangan”
anaknya. Dalam arti, setiap ada masalah anak akan mencari pembantu/BS.
Program
Pendidikan untuk Anak kita Melalui Pembantu atau Babysitter. Dengan tips yang
tepat untuk mempertahankan Pembantu/BS seperti diatas, dan memang mereka adalah
pribadi seperti yang kita inginkan maka tidaklah berlebihan kita mempercayakan
mereka sebagai guru bagi balita kita selama kita tidak ada dirumah. Tetapi
jangan sekali-kali kita tidak memonitor perkembangan anak kita atas didikan
mereka, dan kita wajib memberikan kurikulum sesuai yang kita buat secara
bertahap sebagai bahan pendampingan pembantu/BS kita pada anak kita.
1. Didik
Pembantu dan Babysitter anda
Sebagai pendamping anak
kita perlu pembantu/BS kita beri pengertian mengenai perkembangan dan
pertumbuhan anak. Dan sampaikan program pendidikan untuk anak kita.
2. Berikan
materi yang sederhana mengenai teori perkembangan anak (misalnya dari majalah )
3. Berikan
materi/modul mengenai program pendidikan anak kita seperti yang telah kita buat
dan berikan secara bertahap sesuai perkembangan anak kita. Berikan pengertian
jangan sekali-kali memberikan informasi yang salah atau ragu-ragu pada anak
kita dan perintahkan untuk ajak anak kita bertanya kepada kita (orang tua) bila
ada sesuatu yang mereka tidak tahu (untuk itu orang tua harus cerdas dan selalu
mencari tahu)
4. Pantau
perkembangan anak kita hasil didikan mereka, evaluasi sebulan sekali mengenai
cara mendidiknya.
5. Ajaklah
memberikan contoh yang benar dan tepat, seperti cara berbicara, cara menyambut
tamu, cara menyambut kedatangan kita, berdoa,sembahyang dan hal-hal lain
mengenai tatacara kehidupan yang baik.
6. Tegur
mereka mengenai informasi yang salah diberikan kepada anak kita didepan anak
kita, agar anak kita tahu mengenai hal benar. Karena informasi pertama yang
diterima anak akan lebih melekat dan dipertahankan sebagai sesuatu yang benar
bagi anak Balita.
Jika
si kecil lebih dekat dengan orang tua keduanya itu karena....
Sepanjang
masa balita, anak membutuhkan pendampingan orang tuanya. Akan tetapi pada
kenyataannya, dewasa ini rasanya sulit ditemui balita 100% mendapat
pendampingan penuh dari kedua orang tuanya. Hal ini karena pada umumnya pasangan muda sibuk meniti karier.
Akhirnya,
kehadiran inang pengasuh (pembantu dan baby
sitter) sudah menjadi budaya bagi sebagian besar rumah tangga di Indonesia.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sang buah hati pun ternyata lebih
dekat dengan inang pengasuh (pembantu/baby
sitter). Sebagai orang muda, ayah dan ibu tergolong anggota masyarakat
produktif yang ditunggu karyanya dan keahlian oleh masyarakat. Akan tetapi,
banyak pasangan yang lupa mengevaluasi diri mereka sendiri, seperti suka
terlambat bangun, tidak efektif mengatur waktu dalam menyelesaikan pekerjaan
kantor, tidak sabar, tidak konsisten dalam membuat peraturan, telalau letih,
dan seterusnya, apalagi jika mempunyai agenda yang cukup padat dikantornya.
Semua kebutuhan si buah hati pembantu yang akan menyelesaikan. Mereka lupa
bahwa perilaku dan kebiasaan orang tua ikut berpengaruh terhadap pembentukan
sikap dan perilaku anak-anak.
Akhirnya,
si kecil pun kehilangan masa emasnya, yaitu masa yang menjadi basis, landasan,
dan fondasi berbagai aspek perkembangan. Sesungguhnya, tidak hanya masa balita
yang penting bagi kehidupan manusia. Semua masa adalah penting, akan tetapi
pengalaman-pengalaman pertama yang terjadi pada masa balita akan terekam di
alam bawah sadar dan menjadi tuntutan seseorang untuk bersikap di kemudian
hari. Hal ini disebabkan karena sirkuit emosi terbentuk sejak bayi, bahkan
sejak anak berusia 2 bulan. Jika sejak masa itu anak tidak pernah merasakan
kasih sayang atau emosi senang, maka perkembangan emosinya akan terlambat dan
kelak akan menghadapi banyak masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar