Rabu, 13 Juni 2012

PERAN ORANG TUA KEDUA BAGI ANAK




Dewasa ini kondisi sudah banyak berubah. Wanita tidak hanya dipandang sebagai ibu rumah tangga biasa. Jenjang karier wanita lebih revolusioner dengan berbagai statusnya sekarang, tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi lebih mengisi kepada berbagai profesi. Hal itu menyebabkan ibu rumah tangga yang masih mempunyai tanggungan anak usia dini memilih jasa pembantu rumah tangga atau baby sitter untuk membereskan pekerjaan rumah maupun menjaga si anak. Sebenarnya ada sisi positifnya juga ibu menjadi wanita karier seperti, kemandirian si anak bertambah matang. Tetapi perkembangan anak yang terlewatkan karena intensitas bertemu antara ibu dan anak yang kurang menyebabkan chemistry keduanya tidak kuat dan lebih memprihantinkannya lagi si anak akan lebih dekat dengan orang tua keduanya dari pada orang tua kandungnya.

            Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan orang tua kandung dalam mempercayakan anaknya kepada seseorang, apabila orang tua tersebut benar-benar tidak mampu menemani atau membimbing anaknya secara optimal. Yang pertama dan yang utama sebaiknya diutamakan dulu mencari keluaraga terdekat yang dapat menggantikan kita sebagai orang tua misalnya Nenek atau Tante. Apabila benar-benar tidak ada sanak saudara yang mampu membantu, kita bisa mulai mencari orang yang dengan baik kita kenal di lingkungan sekitar kita.

            Pembantu dan baby sitter dapat kita arahkan dengan :

Memberikan persyaratan mutlak bagi mereka, Jika sang ibu akan meninggalkan buah hatinya dan menitipkan pada pembantu/baby sitter, maka syarat mutlak yang harus ditetapkan adalah jujur, seiman(seagama), menyayangi anak. Berikut ini tips dalam memilih pembantu/baby sitter untuk anak: Berusia 17-25 tahun. Pembantu berusia muda dapat kita ajak untuk berpiir bersama-sama dalam membimbing anak balita dengan usia yang tua(bibi/mbok), mereka akan lebih banyak menggurui dan kurang bisa menerima beberapa teori perkembangan anak.

Memberi batasan dan wewenang pada pembantu dan babysitter. Berikut ini beberapa batasan dan wewenang pembantu agar orang tua tidak kehilangan anaknya: Pembantu hanya boleh memegang anak ketika orang tua tidak berada di rumah(siang hari), Orang tua jangan sekali-sekali membuat keputusan untuk meminta pembantu/BS menemani si kecil tidur malam. Ajaklah pembantu/BS untuk tetap mengenalkan/mengajarkan bahwa kita adalah orang tuanya, terutama bagi anak berusia di bawah 2 tahun. Pengajaran itu dapat melalui foto, menyambut orangtua saat pulang, atau memanggil ayah atau ibunya dengan sebutan mama/ibu dan papa/bapak.

Usahakan pada saat awal dan akhir aktivitas(bangun tidur dan menjelang tidur), anak berada di pangkuan atau belaian orangtuanya. Sekali saja orang tua membiasakan pembantu/BS menidurkan dan membangunkan si kecil, maka siap-siaplah orang tua”kehilangan” anaknya. Dalam arti, setiap ada masalah anak akan mencari pembantu/BS.

Program Pendidikan untuk Anak kita Melalui Pembantu atau Babysitter. Dengan tips yang tepat untuk mempertahankan Pembantu/BS seperti diatas, dan memang mereka adalah pribadi seperti yang kita inginkan maka tidaklah berlebihan kita mempercayakan mereka sebagai guru bagi balita kita selama kita tidak ada dirumah. Tetapi jangan sekali-kali kita tidak memonitor perkembangan anak kita atas didikan mereka, dan kita wajib memberikan kurikulum sesuai yang kita buat secara bertahap sebagai bahan pendampingan pembantu/BS kita pada anak kita.

1.      Didik Pembantu dan Babysitter anda

Sebagai pendamping anak kita perlu pembantu/BS kita beri pengertian mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. Dan sampaikan program pendidikan untuk anak kita.

2.      Berikan materi yang sederhana mengenai teori perkembangan anak (misalnya dari majalah )

3.      Berikan materi/modul mengenai program pendidikan anak kita seperti yang telah kita buat dan berikan secara bertahap sesuai perkembangan anak kita. Berikan pengertian jangan sekali-kali memberikan informasi yang salah atau ragu-ragu pada anak kita dan perintahkan untuk ajak anak kita bertanya kepada kita (orang tua) bila ada sesuatu yang mereka tidak tahu (untuk itu orang tua harus cerdas dan selalu mencari tahu)

4.      Pantau perkembangan anak kita hasil didikan mereka, evaluasi sebulan sekali mengenai cara mendidiknya.

5.      Ajaklah memberikan contoh yang benar dan tepat, seperti cara berbicara, cara menyambut tamu, cara menyambut kedatangan kita, berdoa,sembahyang dan hal-hal lain mengenai tatacara kehidupan yang baik.

6.      Tegur mereka mengenai informasi yang salah diberikan kepada anak kita didepan anak kita, agar anak kita tahu mengenai hal benar. Karena informasi pertama yang diterima anak akan lebih melekat dan dipertahankan sebagai sesuatu yang benar bagi anak Balita.

Jika si kecil lebih dekat dengan orang tua keduanya itu karena....

Sepanjang masa balita, anak membutuhkan pendampingan orang tuanya. Akan tetapi pada kenyataannya, dewasa ini rasanya sulit ditemui balita 100% mendapat pendampingan penuh dari kedua orang tuanya. Hal ini karena pada umumnya  pasangan muda sibuk meniti karier.

Akhirnya, kehadiran inang pengasuh (pembantu dan baby sitter) sudah menjadi budaya bagi sebagian besar rumah tangga di Indonesia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sang buah hati pun ternyata lebih dekat dengan inang pengasuh (pembantu/baby sitter). Sebagai orang muda, ayah dan ibu tergolong anggota masyarakat produktif yang ditunggu karyanya dan keahlian oleh masyarakat. Akan tetapi, banyak pasangan yang lupa mengevaluasi diri mereka sendiri, seperti suka terlambat bangun, tidak efektif mengatur waktu dalam menyelesaikan pekerjaan kantor, tidak sabar, tidak konsisten dalam membuat peraturan, telalau letih, dan seterusnya, apalagi jika mempunyai agenda yang cukup padat dikantornya. Semua kebutuhan si buah hati pembantu yang akan menyelesaikan. Mereka lupa bahwa perilaku dan kebiasaan orang tua ikut berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku anak-anak.

Akhirnya, si kecil pun kehilangan masa emasnya, yaitu masa yang menjadi basis, landasan, dan fondasi berbagai aspek perkembangan. Sesungguhnya, tidak hanya masa balita yang penting bagi kehidupan manusia. Semua masa adalah penting, akan tetapi pengalaman-pengalaman pertama yang terjadi pada masa balita akan terekam di alam bawah sadar dan menjadi tuntutan seseorang untuk bersikap di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena sirkuit emosi terbentuk sejak bayi, bahkan sejak anak berusia 2 bulan. Jika sejak masa itu anak tidak pernah merasakan kasih sayang atau emosi senang, maka perkembangan emosinya akan terlambat dan kelak akan menghadapi banyak masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar