MEMBANTU MENGATASI ANAK
HIPERAKTIF
- DEFINISI ANAK HIPERAKTIF
Mungkin di sekitar kita ada orang tua yang merasa
kewalahan menghadapi putranya. Hampir setiap hari ada saja laporan dari guru di
sekolah atau tetangganya tentang kenakalan-kenalan ank tersebut. Menurut
psikolog yang didatangi oleh orang tua tersebut, ternyata anaknya tergolong
anak yang hiperaktif.
Apa sebenarnya yang disebut hiperaktif itu? Gangguan
hiperaktif sesungguhnya sudah dikenal sejak sekitar tahun 1900 di tengah dunia
medis. Pada perkembangan selanjutnya mulai muncul istilah ADHD (Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder).
Untuk dapat disebut memiliki gangguan hiperaktif, harus ada tiga gejala utama
yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan
impulsif.
- GEJALA ANAK HIPERAKTIF
Ada tiga gejala yang mengindikasikan seorang anak memiliki gangguan
hiperaktif:
- Inatensi, yakni rendahnya pemusatan perhatian atau konsentrasi pada anak. Anak-anak degan gangguan hiperaktif tidak atau hanya memiliki kemampuan berkonsentrasi yang sangat rendah. Perhatiannya begitu mudah teralihkan dari satu hal ke hal yang lainnya.
- Hiperaktif, yakni anak tidak bisa diam. Ia banyak melakukan gerakan-gerakan dan begitu sulit untuk dibuat duduk diam dan tenang. Ia senang berlari-lari, membuat suara-suara berisik, berjalan kesana kemari, dsb. Karena itu, seringkali anak hiperaktif pulang dengan membawa banyak luka akibat ulahnya sendiri.
- Impulsif, yakni lemahnya menunda respon. Perilaku impulsive ini ditandai dengan ketidakmampuan anak mengendalikan sesuatu. Ia biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan dengan ketidaksabaran.
Nah, ketika anak mengalami gangguan hiperaktif ini, para
ibu biasanya menjadi gugup dan kebingungan. Sering kali mencoba menutup diri
dan tidak mau mengakui apa yang dialami anaknya. Padahal, sebetulnya, tidak
perlu gugup atau kuatir yang terlalu tinggi.
- PROBLEM-PROBLEM YANG DIHADAPI ANAK HIPERAKTIF
Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis
hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap
minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala
tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.
Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif.
Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif.
1.
Problem di sekolah
Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan
oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak
dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang
pendek membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Kecenderungan berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak
berbicara sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan
pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan
membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif
memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa
2.
Problem di rumah
Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif
biasanya lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami
gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis)
seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya
toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia gampang
emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah
bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak menjadi kurang mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang mengalami
penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering dibuat
jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua
kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik, bahkan
memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak. Akibatnya terjadi
ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi
stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi
lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep
diri yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak
mampu, dan ditolak.
3.
Problem Berbicara
Anak hiperaktif biasanya suka
berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam
berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit melakukan
komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri
sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.
4.
Problem
Fisik
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan
fisik yang tidak sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan
infeksi tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak
hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu,
tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami
kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya.
- FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HIPERAKTIF
Berikut ini adalah
faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak :
a. Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih
tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti
lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi
forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan
persalinan normal. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan
berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol
juga meninggikan insiden hiperaktif
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi
Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan
b. Faktor Toksik
Beberapa zat makanan seperti
salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku
hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak
yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada
saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
c. Faktor Genetik
Didapatkan korelasi yang
tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif.
Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya
hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga
terlihat pada anak kembar.
d. Faktor Psikososial dan Lingkungan
Pada anak hiperaktif sering
ditemukan hubungan yang dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.
- CIRI-CIRI ANAK HIPERAKTIF
Selain gekala dan
faktor-faktor di atas, seorang anak hiperaktif dapat dilihat melalui ciri-ciri
sebagai berikut.
1)
Tidak Fokus
Misalnya, anak Anda
hiperaktif. Maka, kebanyakan dari kegiatan yang sedang dia lakukan tidak bisa
bertahan lama. Saat dia bermain bola, kemudian ada anak lain yang melintas di
depan sambil membawa balon, dia akan membuang bolanya dan ikut bermain balon
bersama anak lain. Begitu ada anak lain yang berbeda, dia bisa mengalihkan
perhatiannya untuk mengikuti anak tersebut. Anak hiperaktif tidak bisa bertahan
diam lebih dari 5 menit. Anak ini juga suka berteriak-teriak tidak jelas, dan
berbicara semaunya. Juga memiliki sikap yang tidak mudah dipahami.
2) Sifat Menentang
Anak hiperaktif lebih sulit
dinasehati dari pada anak non-hiperaktif. Misal, ia sedang bermain naik turun
tangga dan kita memintanya untuk berhenti, ia akan diam saja atau marah dengan
tetap melanjutkan bermain.
3) Destruktif
Sebagai perusak ulung, anak
hiperaktif harus dijauhkan dari ruangan yang banyak benda-benda berharga atau
barang pecah belah dan sejenisnya. Sikap yang suka melempar, menghancurkan
barang inilah yang disebut destruktif.
4) Tidak Mengenal Lelah
Tidak akan tampak kelelahan
saat ia bermain maupun setelah ia bermain. Setiap hari berlari, berjalan dan
melakukan kegiatan tanpa tujuan jelas, bergerak terus adanya.
5) Tanpa Tujuan Jelas
Anak aktif membuka buku untuk
dibaca, anak hiperaktif membuka buku untuk disobek, dilipat-lipat, atau dibolak
balik saja tanpa membaca.
6) Bukan Penyabar yang Baik dan Usil
Sering saat bermain, ia dengan
tidak sabar mengambil mainan dengan paksa. Tidak suka jika menunggu giliran
bermain. Suka mendorong, mencubit, atau memukul tanpa alasan.
- TIPS MENANGANI ANAK HIPERAKTIF
Terkadang anak hiperaktif
perlu diberi obat untuk membantu mereka agar lebih tenang ke tingkat energi
yang diterima secara sosial. Bagi yang tidak ingin menggunakan obat-obatan atau
suplemen, berikut ada cara alami baik fisik maupun psikologis untuk menangani
energi berlebih dan menenangkan anak hiperaktif:
1) Bantu anak hiperaktif mengatur napasnya
ketika anak ingin menenangkan diri, terutama jika anak merasa marah atau
frustasi. Dorong anak untuk mengambil napas dalam-dalam, hirup napas dari
hidung dan buang melalui mulut secara perlahan.
2) Hilangkan stres pada anak hiperaktif
dengan membiarkan anak mandi busa atau mandi air garam hangat.Tambahkan satu
atau dua mainan sederhana ke dalam bak mandi, tapi hindari memberi anak terlalu
banyak mainan.
3)
Beri stimulasi fisik pada anak
hiperaktif dengan memberinya pijatan lembut. Sentuhan hangat dari Anda akan
membuat anak tahu bahwa Anda mencintainya, selain itu, gerakan
pijatan memiliki efek menenangkan.
4)
Taruh perlengkapan aktivitas
atau mainan yang dapat membuat anak tenang. Perlengkapan aktivitas atau mainan
anak yang tenang antara lain teka-teki, cat, peralatan membuat perhiasan, dan
buku-buku favorit. Taruh di dekat mainan anak yang lain, sehingga anak bisa
menggunakannya saat dia ingin tenang sebentar.
5)
Atur suasana ruangan dengan
menjaga pencahayaan yang redup atau menyetel musik relaksasi ketika anak
hiperaktif butuh ketenangan.
6) Lakukankah aktivitas secara rutin setiap harinya, sehingga anak
hiperaktif tahu apa yang mereka harapkan dan apa yang diharapkan dari mereka. Persiapkan anak ketika akan melakukan
aktivitas yang tidak biasa dan jelaskan apa yang akan terjadi. Selain itu,
diskusikan juga bagaimana cara mereka tetap tenang bahkan dengan kegembiraan
yang mungkin akan mereka alami dari kegiatan yang berbeda tersebut.
7) Hindarkan anak dari minuman dingin, gula,
pewarna makanan, dan bahan pengawet dalam makanan yang bisa menyebabkan
agitasi.
8)
Sediakan waktu untuk menampung
energi ekstra, seperti lari berkeliling dan berolahraga.
Ini akan membantu anak hiperaktif tahu bahwa ada waktu
dan tempat untuk melepaskan kelebihan energi, sehingga membantu anak tetap
tenang dalam situasi lainnya.
- SIKAP ORANG TUA TERHADAP ANAK HIPERAKTIF
Berikut ini adalah beberapa haL yang perlu dilakukan
oleh orang tua dalam menyikapi anaknya yang hiperaktif.
1)
Menerima dengan ikhlas. Segala
sesuatunya telah ditentukan oleh Yang Maha memberikan anak, yaitu Allah. Jika
Allah menguji kita dengan hadirnya anak dengan gangguan hiperaktif, itu
tandanya Allah Tahu bahwa kita mampu dan dapat mengatasi serta mendidik anak
dengan sebaik-baiknya.
2)
Anak hiperaktif cenderung
memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ini yang sering kali dilupakan bahkan
tidak diperhatikan. Para ibu cenderung
bergulat dan berkutat pada kesedihan dan kekecewaan terhadap putranya. Tapi
tidak mau melihat, bahwa anak-anak dengan gangguan hiperaktif ternyata memiliki
kecerdasan yang luar biasa. Tugas ibulah yang mencari dan menggali kecerdasan
ini.
3)
Ajarkan kedisiplinan. Anak-anak
hiperaktif cenderung tidak disiplin. Mereka tidak mau tenang, dan cenderung
membangkang. Tidak patuh pada aturan. Nah, jika demikian, maka Anda harus
membuat sebuah “kontrak” perjanjian dengannya untuk berlatih disiplin.
4)
Tidak menghukumnya secara
berlebihan. Bukan salah anak Anda jika ia hiperaktif. So, jangan menghukumnya
karena gangguan hiperaktif ini. Melatihnya berdisiplin, oke. Tapi, dengan cara
yang baik dan benar.
5)
Lebih banyak bersabar. Ini
adalah tuntutan utama bagi para orangtua. Tanpa kesabaran, maka Anda tidak akan
dapat menangani anak Anda dengan baik.
6)
Menjaga komunikasi dan biarkan
ia merasakan kasih sayang Anda. Ketika anak melihat dan merasakan perhatian
yang diberikan orangtuanya, dan memang, perlu diakui, bahwa menjalin komunikasi
dengan anak-anak hiperaktif ini harus senantiasa. Ibaratnya, harus setiap menit
kita mengajaknya berkomunikasi. Dan bukannya memanjakan, perhatian terhadap
anak-anak hiperaktif memang harus lebih banyak dibandingkan saudara-saudaranya
yang normal.
Berikut cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk
mendidik dan membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
1)
Orang tua perlu menambah
pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas.
2)
Kenali kelebihan dan bakat anak.
3)
Membantu anak dalam
bersosialisasi.
4)
Menggunakan teknik-teknik
pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif (misalnya memberikan
pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan
selalu memonitor perilaku anak
5)
Memberikan ruang gerak yang
cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya
6)
Menerima keterbatasan anak
7)
Membangkitkan rasa percaya diri
anak
8)
Dan bekerja sama dengan guru di
sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya
9)
Disamping itu anak bisa juga
melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Contohnya
dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak
melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan
orang tua sebelumnya.
Sumber
___________. 2011. 8 Tips
Menenangkan Anak Hiperaktif. Diambil dari : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1980037-ciri-anak-hiperaktif/#ixzz1bt5GVbdg. Diunduh pada hari Rabu, 26 Oktober 2011
Redaksi Ide Guru. 2011.
Faktor-faktor Penyebab Anak Hiperaktif. Diambil dari : ttp://ideguru.wordpress.com/2010/04/09/faktor-faktor-penyebab-anak-hiperaktif/.
Diunduh pada hari Rabu, 26 Oktober 2011
_________. 2011. Masalah
Perkembangan Anak-Anak. Diambil dari: http://medicastore.com/penyakit/928/Masalah_Perkembangan_Anak-anak.html.
Diunduh pada hari Rabu, 26
Oktober 2011
bagus tenannnnnnnn........
BalasHapus