Senin, 18 Juni 2012

Menumbuhkan Minat Baca pada Anak


Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak

 

 Masa keemasan anak adalah masa yang tepat untuk menumbuhkan minat baca anak. Anda tidak dapat mengontrol pertumbuhan otak anak anda, tapi anda bisa mengarahkannya. Riset menunjukan bahwa perkembangan intelektual anak-anak sejak lahir hingga usia tiga tahun sama hebatnya dengan usia 4 tahun hingga 18 tahun. Haruskah kita melewatkan usia keemasan anak kita.
Bagaimana menumbuhkan minat baca anak?
Mulailah dengan membacakan buku kepada anak balita anda meskipun dia belum bisa baca. Jika ini menjadi kebisaan orang tua, anak akan mencontoh orang tuanya.
Jika orang tua sering membacakan buku cerita kepada anak sejak usia dini, mereka sebenarnya telah mengenalkan anak pada dunia lain yang mengasyikan. Kebiasaan ini akan menentukan keberhasilan akademik mereka di kemudian hari.
Berdasarkan penelitian para ahli anak usia dua tahun yang setiap hari dibacakan buku cenderung berprestasi lebih baik ketika duduk di TK/SD dan mempunyai kemampuan belajar dan komunikasi 2 sampai 3 kali lebih baik ketimbang anak yang hanya dibacakan buku beberapa kali saja dalam seminggu. (Nicole Niamic, the benefits of reading to your children)
Bagaimana menumbuhkan kecintaan membaca pada anak?
Berdasarkan hasil penelitian tentang minat membaca anak diketahui bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada membaca dan seluruhnya adalah satu kesatuan yang utuh.
Berikut adalah cara-cara yang dapat kita contoh:
·         Memberikan contoh
Di setiap masa perkembanganya cara belajar anak yang paling utama adalah dengan cara mencontoh. Sehingga, bila kita hendak menumbuhkan kecintaan membaca pada anak kita, sebaiknya kita pun memiliki dan menampilkan kecintaan terhadap membaca. Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan memilih membaca Koran di ruang keluarga setiap pagi dan bukan menonton berita di televisi. Anak-anak akan melihat dan walaupun mereka tidak tahu dengan pasti apa yang kita baca, tetapi mereka dapat dengan nyata melihat bahwa kita membaca.
·         Membangun kebiasaan membaca dalam diri kita
Kita tentu ingat pada pepatah seperti “kita bisa karena biasa” atau “practice makes perfect”, keduanya seakan memberitahukan bahwa proses pengulangan aktivitas akan menimbulkan jejak memori pada otak, termasuk untuk proses ingatan dan emosi. Semakin sering anak melihat kita membaca maka akan semakin tertarik dia untuk mengetahui apa yang sedang kita lakukan. Ketertarikan ini kemudian hendaknya kita tanggapi dengan melibatkan anak dalam kegiatan membaca kita, sehingga ia akan semakin tertarik dengan aktivitas membaca.
·         Menciptakan suasana kondusif saat membaca
Menciptakan suasana yang bahagia dan penuh kasih sayang saat membaca sangat diperlukan untuk membangun jejak memori terutama yang melibatkan emosi.
Mengapa?
Karena berdasarkan penelitian terdahulu, sekitar 60% dari proses pembelajaran melibatkan amigdala (merupakan pusat emosi yang dimiliki manusia) dalam otak. Contoh sederhana mengenai hal ini adalah jawaban anak ketika ditanya apa yang dilakukanya saat liburan. Anak kemungkinan akan menjawab dengan cerita kebahagiannya ketika diajak berwisata ke taman safari oleh kita.
Bagaimana caranya menciptakan suasana kondusif saat membaca?
Hmm.. sederhana sekali. Kita hanya perlu santai, menjadi diri kita sendiri, dan tersenyum. Sebagai contoh, saat sedang dalam perjalanan di mobil. Kita bisa memangkunya atau duduk disebelahnya kemudian mengeluarkan beberapa buku cerita, memintanya memilih mana yang disukai lalu perlahan bersama-sama membaca halaman demi halaman dari buku tersebut.
·         Penghargaan atas minat anak
Bila anak sudah mulai menunjukkan ketertarikkannya terhadap membaca, apa itu berarti tujuan kita sudah tercapai dan tugas kita selesai??
Upst! Ternyata tidak.
Ketika ia sudah mulai menujukkan ketertarikan terhadap membaca maka sebaiknya kita memberikan pengahargaan kepadanya supaya ketertarikan tersebut bertahan dan berubah menjadi kebiasaan positif, yaitu kebiasaan membaca.
Bagaimana cara? Bermacam cara dapat dilakukan. Dari yang paling sederhana dengan cara selalu menemaninya membaca atau menjadi teman diskusi bacaannya bila anak sudah dapat diajak berdiskusi. Hingga cara yang paling kompleks yaitu membantunya mengkordinir book clubsederhana yang beranggotakan teman-teman anak kita yang juga punya hobi membaca.
Sejak kapan usaha kita sebaiknya dimulai?
Waw! Ternyata sederhana sekali cara untuk menumbuhkan kecintaan anak pada membaca. Hmmm, kira-kira kapan sebaiknya kita mulai ya?
Jawabnya adalah SEKARANG.
Ya, sekarang adalah saatnya.
Bahkan kita dapat menumbuhkan kecintaan anak pada membaca sejak bayi dalam kandungan. Kita perkenalkan suara dan perubahan intonasi kita saat membaca buku cerita. Ketika ia sudah mulai berusia 3 bulan, kita bisa mulai menunjukkan buku dan membaca di sebelahnya. Ketika ia berusia 6-9 bulan, kita bisa memangkunya atau duduk di sebelahnya dan nampilkan buku sederhana untuk “dibaca” bersama-sama. Ketika ia berusia 1-2 tahun, kita bisa membaca bersama dan memintanya untuk pura-pura memegang buku yang kita baca. Ketika berusia 2-5 tahun, kita bisa bersama-sama membaca bersama buah hati kita, kita bisa meminta bantuannya untuk membuka halaman per halaman dan kita bahkan sudah bisa mengajaknya memilih buku yang ia suka di toko buku.
Fakta mengenai kecerdasan anak balita
Kebiasaan membaca untuk anak balita membuat otak berkembang baik, lebih berpikir rasional, memiliki wawasan lebih luas dan lebih mampu mengendalikan diri.
Di usia balita mereka sudah mulai menyukai cerita tentang terjadinya suatu benda, dan bagaimana cara kerjanya suatu benda.
Konsep pengetahuan yang sebaiknya diperkenalkan pada anak balita:
·         Umur 1-2 tahun, kenalkan tentang konsep warna, besar kecil
·         Umur 3 tahun, kenalkan tentang perbedaan huruf dan angka,
·         Uumur 4 tahun, kenalkan anak tentang ruang dan waktu.

Referensi:
http://popsy.wordpress.com/2009/07/29/menumbuhkan-minat-baca-pada-anak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar