Anak usia sekolah tentunya perlu untuk belajar, entah mengulang kembali
pelajaran yang sudah diberikan di sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
ataupun mempelajari hal hal lain di luar pelajaran sekolah. Pentingnya belajar
tanpa harus dibicarakan panjang lebar pasti sudah disadari oleh seluruh
orangtua.
Keluhan yang datang dari orangtua pada umunya lebih banyak menyangkut
anaknya terlalu banyak bermain daripada orangtua yang anaknya terlalu banyak
belajar. Bahkan kalau anak sangat rajin belajar, pastilah orangtua
memamerkannya ke orang-orang dengan nada
bangga,
Penyebab Anak Enggan Belajar
Kalau anak
enggan belajar, tentunya perlu dicari tahu sebab-musababnya, baru kemudian
diambil suatu tindakan. Beberapa sebab mengapa anak enggan belajar, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya
waktu yang tersedia untuk bermain
2. Sedang punya
masalah di rumah (misalnya suasana di rumah sedang kacau karena ada adik
baru).
3. Bermasalah
di sekolah (tidak suka/phobia sekolah, sehingga apapun yang berhubungan dengan
sekolah jadi enggan untuk dikerjakan).
4. Sedang
sakit.
5. Sedang sedih
(bertengkar dengan teman baik, kehilangan anjing kesayangan)
6. Tidak ada
masalah atau sakit apapun, juga tidak kurang waktu bermain (malahan
kebanyakan), hanya memang MALAS.
MALAS
MALAS
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia oleh Muhammad Ali, malas dijabarkan sebagai tidak mau berbuat
sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar berarti tidak mau,
enggan, tak suka, tak bernafsu untuk belajar.
Kalau
anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti belajar
dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan mungkin tanpa
mereka sadari juga dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya/untungnya
karena bagi ana-anak tidak secara langsung dapat menikmati hasil belajar.
Berbeda dengan kegiatan bermain, jelas-jelas kegiatan bermain menarik buat
anak-anak, dan keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung (perasaan
senang yang dialami ketika bermain adalah suatu keuntungan).
Teori
Motivasi Agar Anak Mau Belajar
Dalam dunia
psikologi, dorongan yang dirasakan seseorang untuk melakukan sesuatu disebut
sebagai motivasi. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang.
Morgan (1986) dalam bukunya Introduction To Psychology, menjelaskan beberapa teori motivasi :
Morgan (1986) dalam bukunya Introduction To Psychology, menjelaskan beberapa teori motivasi :
1.
Teori Insentif
Dalam teori insentif, seseorang
berperilaku tertentu untuk mendapatkan sesuatu. Sesuatu ini disebut sebagai
insentif dan adanya di luar diri orang tersebut. Contoh insentif yang paling
umum dan paling dikenal oleh anak-anak misalnya jika anak naik kelas akan
dibelikan sepeda baru oleh orangtua, maka anak belajar dengan tekun untuk
mendapatkan sepeda baru. Insentif biasanya hal-hal yang menarik dan menyenangkan,
sehingga anak tertarik mendapatkannya. Insentif, bisa juga sesuatu yang tidak
menyenangkan, maka orang berperilaku tertentu untuk menghindar mendapatkan
insentif yang tidak menyenangkan ini. Dapat juga terjadi sekaligus, orang
berperilaku tertentu untuk mendapatkan insentif menyenangkan, dan menghindar
dari insentif tidak menyenangkan.
2.
Pandangan Hedonistik
Dalam pandangan hedonistik, seseorang didorong untuk berperilaku tertentu yang akan memberinya perasaan senang
dan menghindari perasaan tidak menyenangkan. Contohnya: anak mau belajar karena
ia tidak ingin ditinggal ibunya ke pasar/supermarket.
Dari uraian di atas, dapat
diasumsikan anak yang malas tidak merasa adanya insentif yang menarik bagi
dirinya dan ia pun tidak merasakan perasaan menyenangkan dari belajar.
kk izin repost yaa, trimsksih,,,
BalasHapuskk izin repost yaa, trimsksih,,,
BalasHapus