Musik tidak cuma merupakan materi
hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa
dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan kreatif.
Bahkan musik bisa dipakai untuk memutar janin sungsang kembali ke posisi
normal.
Musik telah dipakai sebagai media
pengobatan sejak tahun 550 sebelum Masehi, dan dikembangkan Pythagoras dari
Yunani. Konsep musik ini diterapkan bersama oleh pakar musik Peter Huebner dan
komposer-komposer musik klasik Jerman, dalam bentuk musik
terapi-medis-resonansi atau istilah asingnya Medical Resonance Therapy Music, disingkat MRT-M.
Daya pengobatan MRT-M ini membawa dampak positif pada ibu hamil, baik yang sehat maupun dengan gangguan. Penurunan angka kelahiran prematur merupakan salah satu pengaruh efek pengobatan musik tersebut. Setiap orangtua tentu ingin mempunyai anak pandai, cerdas, dan tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Untuk mendapatkan itu semua, tidak hanya diperlukan gizi yang cukup, tetapi juga diperlukan stimulasi memadai sejak anak masih dalam kandungan.
Daya pengobatan MRT-M ini membawa dampak positif pada ibu hamil, baik yang sehat maupun dengan gangguan. Penurunan angka kelahiran prematur merupakan salah satu pengaruh efek pengobatan musik tersebut. Setiap orangtua tentu ingin mempunyai anak pandai, cerdas, dan tidak mengalami kesulitan dalam perkembangan emosionalnya. Untuk mendapatkan itu semua, tidak hanya diperlukan gizi yang cukup, tetapi juga diperlukan stimulasi memadai sejak anak masih dalam kandungan.
Ketika bayi lahir sebaiknya kebiasaan
memperdengarkan musik ini jangan dihentikan. Menurut hasil penelitian psikolog
Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika
Serikat, memang ada kaitan erat antara kemahiran bermusik dengan penguasaan
level matematika yang tinggi, serta keterampilan di bidang sains, ketika anak
sudah bersekolah.
Penelitian kedua pakar ini menunjukkan, anak yang mendapat pendidikan musik meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) 46% dibanding anak-anak yang tidak terekspos musik.
Sementara menurut Dr. Dee Joy Coulter, pakar neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The Journal of Music and Moment-Based Learning, permainan yang mengandung musik akan membuat anak cepat meningkat keterampilan berbahasanya dan cepat bertambah kosa katanya. Kelak ia akan tumbuh menjadi anak yang mampu mengorganisasi ide dan memecahkan masalah.
Penelitian kedua pakar ini menunjukkan, anak yang mendapat pendidikan musik meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) 46% dibanding anak-anak yang tidak terekspos musik.
Sementara menurut Dr. Dee Joy Coulter, pakar neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The Journal of Music and Moment-Based Learning, permainan yang mengandung musik akan membuat anak cepat meningkat keterampilan berbahasanya dan cepat bertambah kosa katanya. Kelak ia akan tumbuh menjadi anak yang mampu mengorganisasi ide dan memecahkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar