Kamis, 14 Juni 2012



DUNIA BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI

Pada hakekatnya semua anak suka bermain. Mereka menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain. Bentuk-bentuk permainannya juga beragam, baik yang melibatkan permainan indoor maupun outdoor. Bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak pada hampir semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik-motorik, bahasa, intelektual, moral, sosial, maupun emosional (slamet suyanto; 2005: 119-121).
Barmain bagi anak usia dini diatur dalam UU No.23 tahun 2002 yaitu tentang perlindungan anak dan disyahkan dalam konverensi PBB, yang menyatakan bahwa bermain adalah hak anak. Anak usia dini (dibawah umur 6 tahun) sebaiknya memiliki waktu bermain bebas. Bermain bagi anak usia dini dikatakan hak mereka dikarenakan dalam bermain tersebut sebenarnya mereka belajar tentang hal-hal baru. Bermain dapat melatih anak untuk berpikir, berkreasi, berimajinasi dan mengekspresikan dirinya tanpa beban dan tuntutan.  Dalam memberi kebebasan bermain bagi anak harus diperhatikan pula hal-hal berikut :
  1. menciptakan permainan yang variatif,
  2. menciptakan suasana nyaman dan efektif,
  3. dan membuat mainan sendiri dapat membuat imajinasi anak semakin berkembang.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang unik yaitu salah satunya suka bermain. Bagi mereka bermain adalah hal yang sangat mengasyikan dan tak bisa terlepas dari kehidupannya. Pada masa ini pendidikan pada anak berlangsung dalam bentuk permainan.  
“Plato mengemukakan bahwa waktu yang paling tepat untuk pendidikan anak adalah sebelum usia 6 tahun.” Sedangkan Benyamin A. Bloom, memperlihatkan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada usia 0-4 tahun mencapai 50% hingga usia 8 tahun mencapai 80%.
Ada sebagian pakar anak mengatakan bahwa bermain bagi anak adalah keharusan yaitu agar anak tersebut dapat berkembang, baik kognitifnya, sosialnya yang berhubungan dengan orang lain/temannya, tanggung jawab, imajinasinya tentang hal-hal sederhana yang ada disekitar mereka.
Bermain bagi anak memang penting, maka sebagai guru harus lebih selektif dalam memilih permainan yang cocok untuk peserta didiknya. Permainan-permainan yang bisa melatih koordinasi baik pikiran dan imajinasi serta dunia sosial mereka.
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain adalah suatu perilaku bebas dalam pengekspresiannya dan prosesnya yang didalamnya terdapat penalaman-pengalaman belajar. Dalam bermain maka seorang anak dapat belajar tentang hukum alam, komunikasi, mengenal lingkungan dan sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar